Pemain Bola Yang Dibunuh Karena Gol Bunuh Diri
Gol bunuh diri terbanyak per pertandingan per pemain
Statistik ini menampilkan pemain mana di dalam liga yang berhasil menggagalkan gol bunuh diri hanya dalam satu pertandingan. Tanggal, pertandingan dan hasil akhir akan ditampilkan. Hanya pemain yang mencetak lebih dari satu gol bunuh diri dalam satu pertandingan yang ditampilkan.
Phil Jagielka pernah mampu mencetak gol luar biasa dari jarak 30 yard di Anfield dalam derbi Merseyside. Tapi sayangnya ia mencetak satu gol ke gawangnya sendiri, yang kemudian bertambah.
Mantan pemain Everton ini mencetak tujuh gol bunuh diri selama kariernya, dengan yang terakhir terjadi saat melawan Leeds United pada April 2021 saat dia bermain untuk Sheffield United.
Meski melakukan gol bunuh diri tersebut, Jagielka gagal mencatatkan rekor sebagai pemain tertua dalam sejarah Premier League yang mencetak gol bunuh diri. Sebab, Stuart Pearce masih mempertahankan rekor tersebut dengan selisih waktu 23 hari.
Pemain bertahan Denmark, Simon Kjaer (kiri), salah mengantisipasi bola sehingga menyebabkan gol bunuh diri saat bertanding melawan Inggris. Gol di menit ke-39 tersebut membuat kedudukan berubah menjadi satu sama.
Saban ada kejuaraan besar sepak bola, pikiran saya resah dengan istilah “gol bunuh diri” dari mulut penyiar televisi maupun tangan wartawan surat kabar. Mengapa istilah “bunuh diri” digunakan untuk menyebut gol dari seorang pemain gagal menghalau bola agar tidak masuk ke gawang timnya?
Sulit menerima bahwa kapten kesebelasan Denmark, Simon Kjaer, “bunuh diri” ketika mati-matian ingin menyelamatkan gawangnya dari bola umpan deras Bukayo Saka yang akan disergap Raheem Sterling dalam semifinal Piala Eropa, 8 Juli 2021. Usaha mati-matian Simon Kjaer tak berhasil. Bola yang dihalau justru masuk ke gawangnya sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunuh diri berarti ‘sengaja mematikan diri sendiri’. Kesengajaan adalah faktor terpenting dalam tindak bunuh diri. Bila tak ada kesengajaan, sebuah tindakan tak bisa disebut bunuh diri. Sangat jelas bahwa dalam gol-gol Piala Eropa 2020 yang disebut “gol bunuh diri” itu sama sekali tak ada unsur sengaja dari Kjaer, Dubravka, Merih Demiral, Mats Hummmel, Raphael Guerreiro, Ruben Dias, Pedri, Denis Zakaria, Juraj Kucka, Wojciech Szczesny, dan Lukas Hradecky untuk memasukkan bola ke gawang mereka. Tak tepat menyebutnya “gol bunuh diri”.
Usul saya istilah “gol bunuh diri” tidak dipakai untuk menyebut gol-gol seperti di atas. Dicari saja istilah yang tepat, misalnya “gol sendiri” (own goal) seperti digunakan dalam bahasa Inggris. Di samping itu, seyogianya istilah “bunuh diri” sesedikit mungkin digunakan dalam ujaran karena tindakan bunuh diri memang dilarang secara moral. Semakin jarang digunakan di dalam ujaran, diharapkan tindakan bunuh diri juga tak akan muncul dalam khayalan dan pikiran orang.
Tambahan pula, menggunakan istilah “gol bunuh diri” akan mengingatkan dosa lama persepakbolaan Indonesia yang pernah dinodai oleh gol-gol yang sungguh-sungguh “bunuh diri” karena para pemain dengan sengaja memasukkan bola ke gawang tim mereka sendiri. Dalam pertandingan “sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan PSIS Semarang pada 2014, lima gol disarangkan oleh pemain PSS Sleman dan PSIS Semarang ke gawang mereka sendiri. Akibatnya PSSI diganjar hukuman oleh FIFA berupa larangan menyelenggarakan kompetisi dalam kurun 2015 – 2016.
Lebih memalukan lagi kasus Piala Tiger 1998 pada pertandingan Indonesia melawan Thailand. Demi mengejar posisi juara kedua untuk menghindari pertandingan melawan tim Vietnam, pemain Indonesia, Mursyid Effendi, sengaja memasukkan bola ke gawang Indonesia sendiri, sementara pemain Indonesia lainnya, Kurnia Sandi, diam saja dan tak berusaha menyelamatkan gawangnya. Mursyid Effendi diganjar larangan bermain seumur hidup dan denda uang.
Semoga dengan mengganti istilah “gol bunuh diri,” tindakan tercela melakukan “gol bunuh diri” yang mencederai sportivitas dalam sepak bola juga hilang. Begitu pula tindakan bunuh diri yang dilarang secara moral itu.
RADARTASIK.ID – Ada banyak kejadian tak terduga di sepak bola, salah satunya gol bunuh diri. Ini merupakan hal yang paling dihindari oleh setiap pemain. Namun kondisi di depan gawang terkadang membuat mereka hilang fokus dan mencetak gol ke gawang sendiri.
Beberapa pemain bahkan ada yang mencetak gol bunuh diri berkali-kali di sepanjang karier mereka, dan mendapat predikat sebagai pencetak gol bunuh diri terbanyak.
Menurut tulisan yang dimuat di laman speakbola.com, pemain sekelas Sergio Ramos sudah mencetak 7 gol ke gawang sendiri.
Baca Juga:Ganjar Pranowo Kunjungi Ponpes Cipasung, Kiai Ubed: Kalau Jadi Presiden, Jangan Lupakan PesantrenBisnis Perangkat, Meta Takut dengan Apple, Karyawan Bocorkan Adanya Tekanan, Mark Zuckerberg Sempat Meremehkan
Selain mantan pemain Real Madrid tersebut, ada beberapa nama lain yang juga mengoleksi banyak gol bunuh diri. Berikut ini nama-namanya!
Deretan Pemain Top dengan Koleksi Gol Bunuh Diri Terbanyak
Bek asal Spanyol, Juanfran masuk dalam daftar pemain dengan jumlah gol bunuh diri terbanyak.
Pemain yang pernah berseragam Atletico Madrid tersebut sudah mengoleksi 7 gol bunuh diri selama berkarier.
Gol bunuh diri pertama yang dicetak mantan pemain Osasuna ini adalah ketika ia masih berseragam Espanyol pada tahun 2005.
Saat itu ia mencetak gol bunuh diri saat berhadapan dengan Real Mallorca.
Sementara itu gol bunuh diri terakhir yang ia ciptakan terjadi pada tahun 2019.
Kala itu ia bermain untuk Atletico Madrid. Gol ini tercipta saat pertandingan melawan Girona.
Baca Juga:Prediksi Wales vs Gibraltar di Laga Persahabatan 2023, Statistik, Skor, Susunan Pemain, dan Head to HeadPerforma Andre Onana Buruk, Para Pemain Man United Diklaim Mulai Tak Percaya Mantan Kiper Inter
Hal ini terjadi pada mantan kapten Everton Phil Jagielka. Selama berkarir,
Jagielka mengoleksi tujuh gol bunuh diri. Gol pertamanya terjadi pada derby Merseyside.
Gol bunuh diri merupakan hal yang selalu dihindari oleh seorang pemain sepak bola. Meski dilakukan dengan ketidaksengajaan, nyatanya beberapa pemain bisa apes hingga mampu mencetak lebih dari lima gol dalam karier profesionalnya.Kali ini lima pemain yang bermain di kasta tertinggi sepakbola Inggris, Premier League. Richard Dunne menjadi pemain teratas dengan jumlah 10 gol bunung diri yang pernah dilakukannya, terhitung sejak era Premier League. Dan berikut daftar lima pemain yang sering melakukan gol bunuh diri di Premier League.
Richard Dunne menjadi pemain teratas dengan koleksi gol bunuh diri. Total sebanyak 10 gol yang ia lesakkan ke gawang timnya. Ia di Premier League pernah bermain untuk tiga klub berbeda, Manchester City, Everton, dan Aston Villa. Tak hanya itu, ia juga mengoleksi 8 kartu merah di Premier Lague.
Richard Dunne merupakan salah satu pemain andalan timnas Irlandia di Piala Dunia FIFA 2002. Di level tim, ia juga berprestasi dengan menjadi pemain terbaik tahunan Manchester City empat tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2005,2006,2007,dan 2008.
Phil Jagielka merupakan mantan pemain Everton. Ia mampu mengoleksi gol bunuh diri sebanyak 7 gol. Sejak bergabung dengan Everton pada tahun 2007, ia ditugaskan untuk mengawal barisan pertahanan Everton dan juga dipercaya sebagai kapten tim.
Kini ia bermain untuk Derby Country tim penghuni kasta kedua liga sepak bola Inggris. Di Everton, Jagaelka mampu tampil bersama tim sebanyak 322 laga. Meski sering melakukan gol bunuh diri, ia pernah menjadi pemenang kategori 'Everton Goal of the Season' pada musim 2014-2015.
Baca Juga: 5 Bek Tengah Terbaik yang Ada di Liga Inggris Saat Ini, Siapa Terbaik?
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Jamie Carragher, bek terbaik yang pernah dimiliki Liverpool. Ia hanya bermain satu klub dengan The Reds selama ia berkarir di dunia sepakbola. Ia mampu memainkan laga sebanyak 707 kali penampilan di semua kompetisi. Dan pada 2005 ia berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Champions bersama Steven Gerrard.
Namun sialnya, ia menjadi salah satu pemain yang mengoleksi gol bunuh diri terbanyak di Premier League. Carragher mengoleksi gol bunuh diri sebanyak 7 gol ke gawang timnya, Liverpool. Dan ia hanya mampu mengoleksi gol ke gawang lawan sebanyak 4 gol selama berkarir.
Satu tim dengan Carragher, Martin Skrtel menjadi sosok pemain berikutnya dengan koleksi gol bunuh diri terbanyak. Martin Skrtel juga mengoleksi 7 gol bunuh diri. Bersama Liverpool ia tampil selama 8 tahun sejak 2008 hingga 2016.
Liverpool menjadi tim yang paling lama dia bela dengan mampu tampil sebanyak 242 kali. Meski terbilang apes dengan koleksi gol bunuh dirinya, ia berhasil mempersembahkan satu gelar juara pada musim 2011-2012. Yaitu, Carabao Cup dan itu hanya satu satunya gelar yang berhasil di dapat ketika berseragam Liverpool.
Wes Brown merupakan bek tengah andalan Sir Alex Ferguson di Manchester United di tahun 2000-an. Ia berhasil memainkan laga bersama Manchester united sebanyak 232 penampilan. Banyak prestasi yang ia peroleh, enam gelar juara Liga Inggris menjadi bukti paling nyata.
Namun disisi lain, Wes Brown sering melakukan blunder gol bunuh diri. Tercatat, ia mengoleksi gol bunuh diri sebanyak enam gol. Dan itu menjadikannya sebagai bek Manchester United yang paling kurang beruntung.
Itulah lima pemain yang sering melakukan gol bunuh diri di Premier League. Dan Liverpool menjadi tim dengan perwakilan terbanyak, pemain yang sering blunder melakukan gol bunuh diri.
Baca Juga: 5 Klub Sepak Bola Top Eropa yang Dimiliki Pengusaha Asal Amerika
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
TRIBUNJABAR.ID - Aksi gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz sesaat sebelum pertandingan berakhir memberikan malapetaka bagi Timnas Maroko sehingga harus mengalami kekalahan 0-1 melawan Timnas Iran.
Gol tersebut tercipta pada masa tambahan waktu di babak kedua atau tepatnya menit ke-90+5 di Stadion Saint-Petersburg, Jumat (15/6/2018) malam WIB.
Padahal, Maroko bisa mendominasi permainan sepanjang jalannya pertandingan.
Penampilan Timnas Maroko cukup menjanjikan di babak pertama laga melawan Iran.
Dengan penguasaan bola sebanyak 68 persen, Maroko terlihat bisa memberikan kesulitan besar bagi lini pertahanan Iran.
Namun, hal tersebut tidak cukup untuk dapat membongkar benteng kokoh di lini belakang Timnas Iran di babak pertama.
Sementara itu, Iran bukan tanpa peluang mencetak gol.
Lewat serangan balik skuat asuhan Carlos Queiroz bisa membuat ancaman terbesar pada menit ke-43.
Di babak kedua Maroko kembali lebih dominan dalam memberikan tekanan. Namun, semua upaya mereka lagi-lagi terbentur kokohnya barisan pertahanan Iran.
Lewat peluang terakhir yang didapatkan dari tendangan bebas, Timnas Iran justru berhasil membuat malapetaka bagi Timnas Maroko.
Ya, alih-alih berusaha membuat halauan dengan sundulan, upaya Bouhaddouz malah membuat bola masuk ke dalam gawangnya sendiri.
Kemenangan 1-0 atas Maroko membuat Iran menjadi tim pertama yang mengemas tiga poin pertama dan menempati posisi puncak klasemen Grup B sebelum Portugal bentrok melawan Spanyol.
Maroko: 12-Monir El Kajoui, 2-Achraf Hakimi, 5-Mehdi Benatia, 6-Romain Saiss, 7-Hakim Ziyach, 8-Karim El Ahmadi, 10-Younes Belhanda, 14-Mbark Boussoufa, 16-Noureddine Amrabat (21-Sofyan Amrabat 76'), 18-Amine Harit (4-Manuel da Costa 82'), 9-Ayoub El Kaabi (20-Aziz Bouhaddouz 77')
Pelatih: Herve Renard
Iran: 1-Ali Beiranvand, 3-Ehsan Hajisafi, 4-Roozbeh Cheshmi, 8-Morteza Pouraliganji, 23-Ramin Rezaeian, 7-Masoud Shojaei (17-Mehdi Taremi 68'), 9-Omid Ebrahimi (19-Majid Hosseini 80'), 11-Vaid Amiri, 10-Karim Ansarifard, 18-Alireza Jahanbakhsh (14-Saman Ghoddos 85'), 20-Sardar Azmoun
Pelatih: Carlos Queiroz
Wasit: Cuneyt Cakir (Turki)
Escobar salah mengantisipasi bola lawan.
Karena gol bunuh diri dalam perhelatan Piala Dunia 1994, 12 peluru panas harus bersarang di tubuhnya, pada 2 Juli 1994 dalam sebuah bar di Medelin, Kolombia.
Sepuluh hari sebelumnya, yakni pada 22 Juni, Escobar mencetak gol bunuh diri saat Kolombia menghadapi tuan rumah, Amerika Serikat pada fase grup.
Baca juga: Kemajuan Teknologi Pencitraan Udara Mampu Selamatkan Banyak Nyawa
Escobar salah mengantisipasi umpan silang gelandang AS, John Harkes, pada menit ke-34. Gol bunuh diri pun tercipta.
Setelah gol tersebut, AS mampu menambah angka pada menit ke-52 melalui Earnie Stewart. Sementara itu, Kolombia hanya bisa mencetak satu gol satu menit menjelang laga tuntas melalui Adolfo Valencia. Gol tersebut seakan tidak memberi banyak arti.
Pertandingan berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan AS. Kolombia terpaksa gagal lolos dari fase grup walaupun pada laga pamungkas berhasil mengalahkan Swiss.
Di Medellin, sepuluh hari setelah gol bunuh diri Escobar, sebuah tragedi pun terjadi.
Escobar yang hendak meninggalkan sebuah kelab malam ditembak dari jarak dekat. Escobar meninggal di tempat dengan 12 peluru yang menembus badannya.
Menurut keterangan polisi, setiap kali pelaku melepaskan tembakan, pelaku berteriak, 'Gol!'.
Michael Kunkel/Bongarts/Getty Images
Escobar menjatuhkan dirinya setelah tidak sengaja melakukan gol bunuh diri.
Banyak kalangan yang menilai bahwa pembunuhan Andres Escobar ini berkaitan dengan gol bunuh diri dalam pertandingan kontra AS.
Berbagai media melaporkan aksi pembunuhan Escobar dilatari kekecewaan akibat gol bunuh diri yang dilakukan. Termasuk teori adanya pengaruh dari sindikat perjudian dan kartel obat bius.
Gol bunuh diri menjadi motif pembunuhan karena si penembak kalah berjudi. Sang pelaku, Humberto Munoz Castro bertaruh dalam jumlah besar untuk Kolombia mengenai timnas mana yang akan lolos dari fase penyisihan grup.
Baca juga: Pahami 'Rambu-rambu' Agar Pertemanan Tak Rusak Karena 'Politik Kantor'
Terlepas dari peristiwa gol bunuh diri, asumsi lain terkait pembunuhan ini pun mulai bermunculan. Salah satunya mengatakan bahwa kematiannya diakibatkan oleh pertengkaran yang terjadi sebelumnya di dalam kelab.
Atas pembunuhan ini, Munoz ditangkap pada Juni 1995 dan dijatuhi hukuman 43 tahun penjara. Pada tahun 2001 hukumannya dikurangi menjadi 26 tahun.
Dalam sebuah keputusan yang kontroversial, pada 2005 Munoz dibebaskan karena berperilaku baik selama di tahanan.
Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno
1994 di Amerika Serikat menyisakan sebuah kisah pilu. Bek tim nasional Kolombia Andres Escobar meregang nyawa karena sebuah gol bunuh diri.
Kisah tragis Escobar di Piala Dunia 1994 Amerika Serikat itu mendunia. Kematiannya adalah ironi, karena Piala Dunia semestinya menjadi pesta untuk dunia sepakbola. Kalaupun ada kemuraman di sana, seharusnya hanya dipicu karena kekalahan-kekalahan yang niscaya wajar saja di dalam permainan.
Escobar datang ke Piala Dunia 1994 sebagai kapten timnas Kolombia, tim yang performanya jadi salah satu yang ditunggu. Skuat besutan Francisco Maturana itu melaju tangguh dalam perjalanan menuju ke turnamen, dengan pemain-pemain bertalenta seperti Faustino Asprilla, Carlos Valderrama, Fredddy Rincon, termasuk Escobar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolombia tak terkalahkan di fase kualifikasi Piala Dunia Grup A Amerika Selatan. Mereka melalui enam laga dengan empat kemenangan dan dua kali imbang. Termasuk dari salah satu kemenangan itu adalah kala mereka membungkam Argentina 5-0 di laga terakhir, yang menentukan status juara grup. Argentina yang kalah di kandang sendiri pun terpaksa menjalani
Dalam 26 pertandingan menuju Piala Dunia 1994 itu, Kolombia bahkan cuma kalah sekali. Escobar-lah yang memimpin barisan pemain bertalenta skuat Kolombia tersebut di lapangan. Pemain belakang ini dijuluki
dalam bahasa Inggris. Julukan itu didapatnya dari gaya bermain elegan, tenang, dan 'bersih' di lapangan.
Foto: AFP PHOTO/ROMEO GACAD
Tapi hidup punya caranya sendiri untuk membuka jalan menuju tragedi. Kolombia yang diprediksi Pele bisa mencapai minimal semifinal itu memulai turnamen dengan kekalahan 1-3 dari Rumania. Escobar dkk. mengawali dengan situasi tertekan. Mereka harus menghadapi tuan rumah Amerika Serikat di partai kedua.
Pada 22 Juni 1994 itu, Escobar turun sebagai starter. Di menit ke-35, sebuah umpan silang yang dilepaskan John Harkes coba dipotong sang kapten Kolombia. Escobar merentangkan kakinya dalam posisi menghadap gawang sendiri. Nahas, bola melintir masuk ke gawang sementara kiper sudah terlanjur mati langkah.
Kolombia kalah 1-2 di laga tersebut, membuat kans lolos menyempit. Mereka pada akhirnya benar-benar tersingkir meski menang atas Swiss di partai terakhir, setelah Rumania mengandaskan AS. Kolombia yang digadang-gadang cemerlang, tersingkir sebagai juru kunci.
Enam hari setelah Kolombia tersingkir, tepatnya pada 2 Juli 1994, Escobar meninggal dunia.
Malam sebelumnya, Escobar bersama teman-temannya mengunjungi sebuah bar di kota Medellin. Dia kemudian berpisah dengan teman-temannya dan kembali ke mobilnya. Waktu sudah menunjukkan dinihari ketika sekelompok orang, kabarnya terdiri dari tiga orang, mendatanginya.
Mereka lantas menembaki Escobar, kabarnya sembari berteriak '
' untuk setiap peluru yang ditembakkan. Enam peluru menembus tubuh Escobar. Dia dibawa ke rumah sakit namun 30-45 menit kemudian, dinyatakan meninggal dunia.
Penembakan itu diyakini sebagai pembalasan atas gol bunuh diri Escobar. Cerita-cerita yang berkembang kemudian turut menyinggung soal keterkaitan judi dan kartel narkoba. Ada proses peradilan, ada yang ditahan kemudian, tapi nyawa seorang pesepakbola bertalenta yang melayang tak bisa tergantikan.
Lebih dari 100 ribu warga Kolombia yang berduka hadir ke pemakaman Escobar. Tubuh sang mantan pemain itu terbujur kaku di dalam peti yang diselubungi bendera negara. Sejumlah orang meneriakkan tuntutan agar keadilan ditegakkan. Escobar pergi meninggalkan sebuah kisah tragis, dan pesan terakhir.
Pesan ini ditulis Escobar di koran Bogota,
, setelah Kolombia tersingkir dari Piala Dunia 1994, sebelum ia meregang nyawa. Escobar ini, sempat menjadi duta promosi citra positif Kolombia.